Kenaikan harga pertalite dan pertamax belum berdampak terhadap lini premi asuransi kendaraan bermotor. Menurut Direktur Eksekutif Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI), Bern Dwyanto, sekalopun ada kenaikan harga BBM, biaya produksi kendaraan bermotor tidak naik dan harga jual unit tetap normal.
Menurut Bern, kenaikan biaya produksi baru akan terjadi jika tiga faktor terjadi bersamaan. Yakni, faktor kenaikan upah minimum buruh, melemahnya nilai tukar rupiah dan faktor kenaikan harga BBM. Ketiga faktor inilah yang dapat mempengaruhi biaya produksi. Kedua aspek pertama belum terjadi.
“Pertumbuhan lini asuransi kendaraan bermotor umum dipengaruhi oleh kondisi produksi maupun penjualan kendaraan bermotor, terutama roda empat,” katanya akhir pekan lalu.
Hingga Juni 2022 AAUI mencatat premi asuransi kendaraan bermotor sebesar Rp 8,75 triliun. Angka tersebut bertumbuh 18,3% dibandingkan periode yang sama tahun 2021, yang mencapai Rp 7,40 triliun. Bern berharap premi lini asuransi kendaraan bermotor tetap tumbuh positif.
CEO PT Asuransi Simas Insurtech, Teguh Aria Djana menyebut, efek kenaikan harga hanya sebentar. Apalagi mobil dan motor listrik juga sudah mulai hadir di Indonesia.
‘”Ke depan diproyeksikan akan terus meningkat dan juga ada peralihan ke mobil listrik yang mulai masuk ke masyarakat. Target tahun ini premi dari lini bisnis asuransi kendaraan bisa mencapai Rp 50 miliar,” Ujar teguh.
Menurut Teguh, dalam menjaga kinerja asuransi kendaraan bermotor di tengah berbagai tantangan global, perusahaan asuransi terus menguatkan ekosistem yang ada. Perusahaan asuransi juga perlu menambah kerjasama dengan perusahaan insurtech dan marketplace.