Perkembangan pesat dalam ekonomi Tiongkok dan pasar asuransi properti telah menyebabkan peningkatan permintaan bagi perusahaan asuransi untuk mengintegrasikan keahlian dan layanan teknik risiko. Menurut Zhou Jie, ahli subjek dari ANZIIF dan Kepala Teknik di HSB Technical Consulting & Service, Tiongkok, pasar properti dan konstruksi Tiongkok sangat menghargai layanan teknik risiko profesional yang disediakan oleh perusahaan asuransi.
Namun, perusahaan asuransi pada umumnya masih kekurangan tolok ukur universal untuk evaluasi, diferensiasi, dan mitigasi risiko, serta cara memanfaatkan faktor risiko untuk mendukung keputusan underwriting.
Zhou menekankan, “Teknik risiko seharusnya menjadi bagian integral dari rantai nilai untuk memungkinkan pengembangan properti yang berkelanjutan dan memaksimalkan nilai pelanggan.”
Saat ini, banyak perusahaan asuransi dan underwriter tidak memiliki cakupan atau fokus yang jelas untuk analisis kualitatif dan kuantitatif yang dilakukan oleh surveyor. Hal ini seringkali menyulitkan penerapan temuan survei risiko untuk mencapai keputusan underwriting yang akurat atau komunikasi yang transparan dengan klien.
Selain itu, surveyor risiko mungkin mengambil pendekatan yang berbeda dalam mengevaluasi risiko yang sama, yang bisa membingungkan atau bahkan menyesatkan tertanggung.
Selama beberapa waktu, perusahaan asuransi telah menyadari pentingnya konsistensi dan kompetensi dalam teknik risiko untuk menciptakan nilai bagi pelanggan dan meningkatkan daya saing secara keseluruhan.
Untuk mengatasi hal ini, ANZIIF telah mengembangkan Diploma Lanjutan dalam Survei Risiko, yang mencakup modul untuk praktisi menengah dan lanjutan. Kursus ini bertujuan untuk memperkenalkan praktik terbaik global yang diakui dalam evaluasi dan mitigasi risiko serta menyediakan panduan untuk analisis kualitatif dan kuantitatif.
Zhou memulai karir asuransinya sebagai insinyur risiko pada pertengahan 1990-an. Seiring berjalannya waktu, ia memegang berbagai peran di bidang asuransi di berbagai negara. Transformasi signifikan dalam bidang manajemen risiko telah mengubah pendekatan tradisional menjadi kerangka strategis yang komprehensif, mencakup berbagai operasi bisnis.
Zhou mengakui bahwa perusahaan besar di Tiongkok telah membangun kerangka manajemen risiko yang baik, tetapi masih jarang manajer risiko terlibat dalam pembelian asuransi.
Selama hampir 30 tahun, Zhou telah bekerja di berbagai peran di bidang asuransi di berbagai negara. Dia tidak pernah menyesal bergabung dengan industri ini dan menjadikannya karir. Zhou bekerja dengan ANZIIF selama dekade terakhir untuk menghadirkan Diploma Lanjutan dalam Survei Risiko kepada banyak orang di Tiongkok.
Menurut Zhou, arahan pemerintah dari Komisi Pengawasan Perbankan dan Asuransi Tiongkok (CBIRC) baru-baru ini menyebutkan upaya ‘pengurangan risiko’ dari perusahaan asuransi, yang mendorong mereka untuk meningkatkan keterlibatan dalam proses pengurangan risiko dan memperbaiki kemampuan struktural dan layanan mereka secara sistematis melalui upaya kolaboratif.