Otoritas Jasa Keuangan (OJK) baru-baru ini memberikan informasi terkait proses konsolidasi antara dua bank besar, yaitu PT Bank MNC International Tbk. (BABP) milik MNC Group dan PT Bank Nationalnobu Tbk. (NOBU) milik Lippo Group. Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK, Dian Ediana Rae, mengungkapkan bahwa masing-masing direksi dari kedua bank tersebut akan bergabung dalam struktur manajemen bank baru hasil merger yang sedang berlangsung.
Langkah ini adalah konsekuensi dari transaksi silang saham yang telah dilakukan kedua bank. Dian menyebutkan bahwa tujuan dari transaksi ini adalah untuk memudahkan integrasi kedua bank yang memiliki budaya korporat yang berbeda.
“Karena kepemilikan silang, konsekuensinya adalah masing-masing bank akan memiliki direktur di bank lainnya. Kita akan lihat bagaimana perkembangan selanjutnya,” ujarnya di Raffles Jakarta, Senin (20/5/2024).
Sebagaimana diketahui, Nobu Bank sedang dalam proses merger dengan MNC Bank. OJK mengumumkan bahwa kedua bank tersebut harus melakukan konsolidasi karena belum memenuhi ketentuan modal inti sebesar Rp3 triliun.
Berdasarkan data KSEI per 8 Mei 2024, entitas usaha Grup MNC, PT MNC Land Tbk. (KPIG), tercatat telah melepas 4,44 miliar saham BABP atau sebesar 6,82%. Saham ini kemudian beralih ke entitas usaha Grup Lippo, PT Prima Cakrawala Sentosa, sebagai bagian dari kepemilikan saham BABP yang baru.
Sementara itu, Prima Cakrawala Sentosa juga melepas 747,84 juta saham NOBU atau sebesar 10%. Saham ini berpindah ke KPIG.
Dengan demikian, kedua entitas usaha tersebut telah melakukan pertukaran kepemilikan saham.
“Saya kira mereka sedang dalam proses transisi kepemilikan, ini dilakukan untuk mempermudah penggabungan dua institusi yang memiliki perbedaan budaya dan orientasi bisnis yang signifikan. Proses ini tentu tidak mudah,” kata Dian.
Dian juga menambahkan bahwa transaksi silang saham ini menunjukkan bahwa kedua bank sedang berusaha untuk memahami satu sama lain dalam proses integrasi ini.