PSAK 117, atau Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan 117, adalah standar akuntansi baru yang wajib diterapkan oleh perusahaan asuransi di Indonesia. Standar ini mengatur bagaimana perusahaan asuransi harus melaporkan keuangan mereka, terutama dalam hal kontrak asuransi yang mereka miliki.
Salah satu dampak terbesar dari penerapan PSAK 117 adalah penurunan ekuitas yang dialami oleh banyak perusahaan asuransi umum. Tapi, mengapa hal ini bisa terjadi? Berikut adalah penjelasan sederhana yang bisa insurtechindonesia.com bagikan kepada Anda.
1. Pencadangan yang Lebih Ketat
PSAK 117 mewajibkan perusahaan asuransi untuk membuat cadangan (semacam tabungan) yang cukup untuk menghadapi klaim yang mungkin terjadi di masa depan. Sebelumnya, perusahaan mungkin hanya mencadangkan dana berdasarkan perkiraan kasar. Namun, dengan standar baru ini, perusahaan harus menghitung lebih rinci dan lebih akurat mengenai berapa banyak dana yang perlu disiapkan untuk setiap polis asuransi.
Karena kewajiban ini meningkat, perusahaan harus mencatat jumlah kewajiban yang lebih besar dalam laporan keuangan mereka. Hasilnya, nilai kewajiban menjadi lebih besar dibanding sebelumnya, sementara aset (kekayaan perusahaan) tidak berubah signifikan. Hal ini membuat ekuitas, yaitu selisih antara aset dan kewajiban, menjadi lebih kecil.
2. Pengakuan Pendapatan yang Lebih Hati-Hati
Sebelum PSAK 117, perusahaan asuransi bisa langsung mengakui pendapatan (premi) yang mereka terima dari pemegang polis sebagai keuntungan. Namun, dengan standar baru ini, pendapatan hanya bisa diakui ketika perusahaan benar-benar memberikan layanan asuransi tersebut, yaitu ketika mereka telah melindungi pemegang polis selama jangka waktu tertentu.
Artinya, perusahaan tidak bisa langsung mengakui seluruh premi yang mereka terima di awal sebagai pendapatan. Akibatnya, jumlah pendapatan yang diakui dalam laporan keuangan berkurang, yang berujung pada penurunan laba. Penurunan laba ini juga menyebabkan ekuitas perusahaan menjadi lebih kecil.
3. Penilaian Kewajiban Berbasis Pasar
PSAK 117 juga memperkenalkan cara baru untuk menghitung kewajiban (utang) perusahaan asuransi, yang sekarang didasarkan pada nilai pasar. Ini berarti bahwa besarnya kewajiban yang harus dicatat oleh perusahaan bisa berubah-ubah tergantung pada kondisi pasar, seperti tingkat bunga atau ekspektasi klaim di masa depan.
Misalnya, jika suku bunga turun, perusahaan asuransi harus menyisihkan lebih banyak uang untuk memenuhi kewajiban masa depan mereka. Akibatnya, nilai kewajiban meningkat dan ini langsung berdampak pada berkurangnya ekuitas perusahaan.
4. Transparansi yang Lebih Besar
PSAK 117 bertujuan untuk membuat laporan keuangan perusahaan asuransi lebih transparan, artinya laporan keuangan tersebut harus menunjukkan risiko-risiko yang mungkin dihadapi perusahaan dengan lebih jelas. Misalnya, risiko perusahaan untuk membayar klaim asuransi di masa depan.
Walaupun transparansi ini baik untuk pemegang polis (karena mereka bisa lebih percaya bahwa perusahaan asuransi dapat membayar klaim mereka), di sisi lain, hal ini mengungkapkan kelemahan-kelemahan yang mungkin dimiliki oleh perusahaan asuransi. Jika cadangan yang mereka buat tidak cukup, hal ini bisa terlihat lebih jelas dalam laporan keuangan, dan akhirnya menyebabkan penurunan ekuitas.
Secara keseluruhan, PSAK 117 menyebabkan penurunan ekuitas karena standar ini membuat perusahaan asuransi harus lebih hati-hati dalam mencadangkan dana, lebih lambat dalam mengakui pendapatan, dan lebih transparan dalam menunjukkan risiko keuangan mereka. Semua ini bisa membuat kewajiban perusahaan asuransi meningkat dan pendapatan berkurang, yang pada akhirnya menggerus ekuitas perusahaan tersebut.
Bagi mahasiswa, memahami PSAK 117 penting karena standar ini adalah bagian dari perubahan regulasi yang berdampak langsung pada kesehatan keuangan perusahaan asuransi. Standar ini memastikan perusahaan asuransi lebih siap dalam menghadapi risiko di masa depan, meskipun dalam jangka pendek dapat menyebabkan tantangan berupa penurunan ekuitas.