Jika sebagian besar orang menilai bahwa perang membuat negara bangkrut, Rusia justru untung besar secara perekonomian. Hal ini diungkapkan oleh Sandiaga Uno, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif dalam kelas Investasi pada forum CEO Mastermind.
Menurut sandiaga, Rusia bisa meraup untung USD 5 Miliar perhari. Simak buktinya yang dikutip dari Detik.com.
1.Hitungan Cuan Rusia Versi Sandiaga
Menurut perhitungan Sandiaga Uno, Rusia bisa meraih USD 6 miliar atau sekitar Rp 88,8 triliun (kurs Rp 14.800) per harinya hanya dari menjual minyak di bawah harga pasar.
Sementara itu, Sandiaga menyebutkan biaya perang per harinya hanya US$ 1 miliar atau sekitar Rp 14,8 triliun. Maka bila dihitung keuntungan bersihnya, Rusia bisa mendapatkan USD 5 miliar atau sekitar Rp 74 triliun per hari di tengah perang yang berkecamuk.
“Untungnya, US$ 6 miliar per hari. Cost of war, kira-kira berapa? US$ 1 billion (miliar). Jadi Rusia profit setiap hari berapa? US$ 5 billion,” ungkap Sandiaga.
2.Surplus Hampir Rp 2.500 T
Pernyataan Sandiaga Uno memang benar adanya. Bank sentral Rusia (Central Bank of Russia/CBR) pada 9 Agustus yang lalu melaporkan neraca transaksi berjalan Rusia pada periode Januari-Juli mengalami surplus. Jumlahnya mencapai USD 166 miliar atau sekitar Rp 2.456 triliun.
Dengan kata lain, ekonomi Rusia berhasil meraih keuntungan hingga hampir Rp 2.500 triliun dalam waktu setengah tahun saja!
Jumlah surplus itu naik lebih dari tiga kali lipat bila dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun 2021. Neraca transaksi berjalan Rusia kala itu cuma senilai USD 50 miliar atau sekitar Rp 740 triliun.
“Dinamika transaksi berjalan ditentukan oleh pelebaran surplus neraca barang dan jasa sebagai akibat dari pertumbuhan yang signifikan dalam nilai ekspor barang dan penurunan nilai impor,” tulis Bank Sentral Rusia dilansir dari website cbr.ru.
3. Ekspor Energi Meroket 38%
Sementara itu, dilansir dari Reuters, Rusia nampaknya bakal mendapat peningkatan pendapatan dari ekspor energi tahun ini hingga 38%. Jumlahnya mencapai USD 337,5 miliar atau sekitar Rp 4.995 triliun.
Volume ekspor minyak yang lebih tinggi dan ditambah dengan kenaikan harga gas dinilai mampu membuat peningkatan pendapatan dari ekspor energi Rusia.