PT Pertamina (Persero) bersama Telkom masih menginvestigasi dugaan kebocoran 44 juta data pengguna aplikasi MyPertamina. Kejadian ini menjadi tantangan untuk menguji seberapa ampuh Undang-Undang tentang Perlindungan Data Pribadi yang sudah disahkan.
Sebelumnya, Kamis (10/11/2022), beredar kabar bahwa terdapat dugaan Bjorka membocorkan 44 juta data pengguna aplikasi MyPertamina. Informasi itu terdapat pada laman forum breached.to dengan nama akun Bjorka. Tertera pada compromised file sejumlah informasi penting pengguna aplikasi, seperti nama, e-mail, nomor induk kependudukan (NIK), nomor pokok wajib pajak (NPWP), nomor telepon, alamat, jenis kelamin, dan data penghasilan.
Sekretaris Perusahaan PT Pertamina Patra Niaga Irto Ginting, Jumat (11/11/2022), mengatakan, bahwa Pertamina menggandeng Telkom dalam penyediaan jaringan untuk aplikasi MyPertamina. Kerja sama tersebut juga mencakup keamanan data pengguna.
Secara terpisah, VP Corporate Communication PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk Andri Sasongko membenarkan investigasi bersama Pertamina sedang dilakukan. Saat ditanya mengenai proses dan berapa lama waktu yang diperlukan, ia mengatakan, ”Kalau sudah ada hasilnya nanti kami informasikan.”
Direktur Eksekutif Information Communication Technology (ICT) Institute Heru Sutadi berpendapat, yang pertama mesti dilakukan ialah mengecek apakah data yang bocor itu sesuai dengan data di MyPertamina. Dapat dibandingkan dengan jumlah yang mengunduh aplikasi itu dengan data yang bocor.
Sebelumnya, dugaan kebocoran data terus terjadi seperti data kartu SIM prabayar. Kemudian, data pribadi pelanggan PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) yang dijual di breached.to oleh akun Loliyta. Data diduga milik pelanggan Indihome juga dipasarkan akun Bjorka di situs sama. Namun, PT Telkom meragukan keaslian data pelanggan Indihome yang diperjualbelikan itu.