Tidak ada definisi yang seragam mengenai Open Insurance atau asuransi terbuka. European Insurance Occupational Pensions Authority (EIOPA) mendefinisikan asuransi terbuka dalam arti luas, mencakup akses dan berbagi data pribadi dan non-pribadi terkait asuransi. Asuransi terbuka pada dasarnya mengacu pada penyediaan layanan dan data kepada mitra, komunitas, dan startup, guna menciptakan layanan, aplikasi, dan model bisnis baru yang inovatif/disruptif. Dari segi teknis, konsep utama Open Insurance berasal dari kombinasi arsitektur open API yang disisipkan dalam aplikasi asuransi.
Dalam konteks ini, akses terhadap API terbuka memungkinkan pertukaran data antara berbagai perusahaan asuransi, perusahaan start-up, bank, InsurTechs dan organisasi lainnya. Konsep ini mengarah pada hubungan yang lebih digital dan terbuka yang didasarkan pada kepercayaan, pemahaman, dan pengelolaan data yang efektif. Dengan asuransi terbuka, baik penyedia asuransi maupun konsumen dapat merasakan berbagai manfaat.
Latar Belakang
Asuransi terbuka muncul sebagai respon terhadap tren digitalisasi dalam industri keuangan yang telah dimulai dengan perbankan terbuka. Inisiatif seperti Payment Services Directive 2 (PSD2) dan penggunaan data terbuka telah merevolusi sektor keuangan, membuat proses dan pengalaman menjadi lebih sederhana dan transparan. Transformasi ini sekarang merambah ke industri asuransi, di mana data terbuka dan integrasi digital mulai menjadi standar baru.
Teknologi utama yang mendukung asuransi terbuka adalah API (Application Programming Interface). API adalah kumpulan kode yang memungkinkan transmisi data antara satu produk perangkat lunak dengan produk perangkat lunak lainnya. Dalam konteks asuransi terbuka, API memungkinkan perusahaan asuransi untuk membuka akses data mereka dan mengumpulkan data dari konsumen, pesaing, serta pihak ketiga. Hal ini memungkinkan integrasi yang lebih baik dan analisis data yang lebih mendalam agar perusahaan asuransi dapat memahami kebutuhan pelanggan dengan lebih baik.
Regulasi dan Keamanan
Untuk mendukung asuransi terbuka, diperlukan kerangka regulasi yang jelas dan ketat. Di Eropa, perusahaan asuransi harus mematuhi standar perlindungan data seperti GDPR (General Data Protection Regulation) untuk memastikan keamanan dan privasi data konsumen. Selain itu, regulasi asuransi terbuka mengharuskan perusahaan asuransi untuk mengembangkan cara standar dalam berbagi informasi asuransi pribadi dan non-pribadi dengan pihak ketiga, menciptakan lingkungan yang aman bagi semua pihak yang terlibat.
Manfaat Asuransi Terbuka
Peningkatan pembagian dan keterbukaan data, sesuai dengan peraturan perlindungan data dan persaingan, dapat memungkinkan sektor asuransi untuk sepenuhnya menerapkan inovasi berbasis data. Hal ini dapat mengarah pada terciptanya produk inovatif yang bermanfaata bagi konsumen, perusahaan asuransi, dan partner, dalam hal ini bank.
Bagi Konsumen
Asuransi terbuka memberikan kemudahan dalam setiap langkah pembelian asuransi. Konsumen dapat dengan mudah membagikan informasi asuransi mereka, mendapatkan perbandingan yang transparan terhadap berbagai polis, dan melakukan pembelian polis baru secara digital. Semua polis asuransi mereka dapat dikelola dalam satu ikhtisar digital, memberikan kemudahan dan efisiensi dalam pengelolaan asuransi.
Bagi Perusahaan Asuransi
Perusahaan asuransi dapat memanfaatkan asuransi terbuka untuk menawarkan produk dan layanan yang lebih efisien dan disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing nasabah. Dengan akses ke data yang lebih luas, perusahaan asuransi dapat meningkatkan hubungan dengan nasabah dan mendorong inovasi berdasarkan wawasan tentang apa yang dilakukan oleh pesaing.
Bagi Bank
Asuransi terbuka memungkinkan bank untuk menawarkan pengalaman perbankan yang lebih holistik dengan mengintegrasikan produk bancassurance digital. Ini memberikan peluang bagi bank untuk menjadi bagian yang lebih besar dalam ekosistem keuangan nasabah mereka, menawarkan fitur-fitur baru yang menarik dan meningkatkan nilai bagi bank itu sendiri.
Risiko Asuransi Terbuka
Keterbukaan data dapat menimbulkan risiko baru/lebih besar seperti keamanan data, risiko cyber, interoperabilitas, liability, masalah etika, dan risiko perlindungan konsumen yang lebih luas. Mengumpulkan dan berbagi data tentang polis asuransi atau data terbuka terkait asuransi lainnya dapat mengungkap informasi sensitif tentang kesehatan, seksualitas, dan pandangan politik atau detail pribadi lainnya dari seseorang. Peningkatan pembagian data, terutama jika digabungkan dengan Kecerdasan Buatan/alat pembelajaran mesin, juga dapat meningkatkan eksklusi finansial. Hal ini juga dapat menimbulkan pertanyaan mengenai kesetaraan persaingan, misalnya pertanyaan tentang penyediaan akses yang sama terhadap data untuk semua perusahaan/perantara asuransi, termasuk perusahaan kecil dan/atau melalui timbal balik dalam pembagian data konsumen antara semua pelaku pasar.
Kesimpulan
Asuransi terbuka membawa perubahan signifikan dalam industri asuransi dengan memperkenalkan akses dan berbagi data yang lebih transparan dan terintegrasi. Melalui penggunaan API, asuransi terbuka memungkinkan peningkatan efisiensi, inovasi produk, dan pengalaman yang lebih baik bagi konsumen. Namun, tantangan terkait keamanan data, interoperabilitas, dan kesetaraan persaingan perlu diatasi dengan pendekatan yang seimbang dan regulasi yang tepat.
Manfaat yang ditawarkan oleh asuransi terbuka mencakup kemudahan dalam membandingkan penawaran, peningkatan interaksi bisnis, dan kemampuan pengawasan yang lebih responsif. Namun, risiko keamanan data dan etika harus diperhatikan dengan serius untuk memastikan perlindungan konsumen yang lebih baik.
InsurtechIndonesia.com menyarankan agar para pelaku industri asuransi segera mempersiapkan diri untuk beradaptasi dengan tren asuransi terbuka. Ini mencakup investasi dalam teknologi API, peningkatan standar keamanan data, dan kolaborasi dengan regulator untuk memastikan kepatuhan terhadap regulasi yang berlaku. Dengan demikian, industri asuransi dapat meraih manfaat penuh dari inovasi ini dan memberikan layanan terbaik bagi konsumen.